Pengelolaan sumber daya alam secara terpadu (Integrated
Natural Resource Management) pada sistem pertanian di tingkat bentang lahan
bertujuan untuk memperoleh produktivitas yang berimbang dengan fungsi
lingkungan. Namun kita masih menghadapi kesulitan dalam mengukur (secara
kuantitatif) tingkat intensifikasi suatu sistem penggunaan lahan pada skala
yang lebih luas.
Suatu perhitungan yang mempertimbangkan segala bentuk konsekuensi adanya
intensifikasi penggunaan lahan terhadap lingkungan (bio- diversitas, tanaman
dan proses-proses dalam tanah) dan produksi tanaman. Guna mengatasi masalah
tersebut, Van Noordwijk et al. (2004) mengembangkan persamaan Index
Intensifikasi Sistem Penggunaan Lahan (ILUI) dan telah diimplementasikan pada
kegiatan penelitian “Conservation and Sustainable Management of Below-ground
Biodiversity” (CSM_BGBD) 1 merupakan gabungan antara formula generik Index
Intensitas Sistem Penggunaan Lahan yang dirumuskan oleh Giller et al. (1997)
dan Cropping Index oleh Ruthenberg (1980), dengan mempertimbangkan aspek
pengelolaan yaitu pemupukan, penggunaan pestisida, irigasi, dan pengolahan
tanah (dan penyiangan gulma).
Konsep ‟intensifikasi‟ disini mencakup seluruh kegiatan
sistem penggunaan lahan, mulai dari sistem yang sangat extensif ‟perladangan
berpindah‟ hingga sistem pertanian yang sangat intensif (hortikultura), dimana
kesuburan kimia, fisika dan biologi tanahnya dibawah teknik pe- ngawasan penuh.
Selain dari itu, juga mem- pertimbangkan peningkatan fraksi lamanya wak- tu
lahan ditanami tanaman pangan, fraksi total biomas yang dipanen terhadap total
biomas yang dihasilkan, jumlah pupuk, irigasi dan pestisida yang digunakan; dan
juga mempertimbangkan banyaknya bahan bakar yang dipergunakan untuk pengolahan
tanah dan kegiatan lainnya (pemanenan) .
Tahap pertama dalam mengembangkan Index tersebut adalah
mengenal 5 sistem pertanian sebagai bagian dari bentang lahan:
Rrot + Rper = 1
(1a)
Dimana Rrot = Fraksi
dari luasan yang digunakan untuk sistem rotasi (bero) Rper
= Fraksi dari luasan yang digunakan untuk sistem menetap (permanen), tanpa ada
periode „terbuka‟
Rrot = Rcrop + Rfallow
(1b)
Dimana Rcrop = Fraksi dari total luasan yang digunakan
untuk tanaman semusim atau pohon sebagai satu bagian dari sistem rotasi Rfallow
= Fraksi dari total luasan yang ditinggalkan ‟bero‟ sebagai bagian dari satu
sistem rotasi, misalnya merupakan ladang penggembalaan, lahan bero penghasil
kayu baker (semak) dan produk lainnya (non timber forest products, NTFP) Rper =
Rpas +
Rfor + Rref
(1c)
Dimana Rpas = Fraksi dari luasan yang digunakan secara
permanen untuk ladang penggembalaan (pasture)
No comments:
Post a Comment